SUMBER : Rosyidah, M.Kes
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Banyak hikmah di balik bulan ramadhan
jika dilihat dari berbagai aspek diantaranya; aspek moral, kemanusiaan,
kesehatan baik jasmani maupun rohani. Aspek moral, dengan berpuasa umat
Islam diharapkan mempunyai nilai moral dalam berperilaku yang lebih
baik, sehingga makna puasa tidak sekedar menahan lapar dan dahaga,
tetapi seharusnya bisa mengendalikan diri sebaik baiknya dari nafsu
amarah atau emosional dan nafsu syahwat. Jika dilihat dari aspek
kemanusiaan, adanya bulan ramadhan rasa empati umat Islam terhadap
sesama akan lebih baik terutama terhadap fakir miskin dan anak yatim.
Ditinjau dari aspek kesehatan sesuai
dengan hadits riwayat Thabrani menjelaskan bahwa “Berpuasalah kamu
niscaya akan sehat” kutipan hadis tersebut dibuktikan dengan hasil-hasil
penelitian bahwa dengan berpuasa akan mengurangi produksi senyawa
oksigen yang bersifat racun atau radikal bebas. Radikal bebas oksigen
yang berlebihan di dalam tubuh akan mengurangi aktivitas kerja enzim
yang akan menyebabkan terjadinya mutasi dan merusak dinding sel.
Berakibat pada timbulnya beberapa penyakit degeneratif seperti stroke
dan jantung koroner.
Puasa bagi Ibu Hamil
Berpuasa akan mengurangi kadar kolesterol
darah yang dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah, mengurangi
kadar lemak trigliserit yang membentuk kolesterol jahat atau disebut
(LDL) tapi dapat meningkatkan kolesterol baik atau disebut (HDL). Puasa
juga dapat menyembuhkan sakit maag (Dispepsia) yang sebenarnya salah
satu penyebabnya karena pola makan yang tidak teratur, mendorong
terjadinya pergantian sel-sel tubuh dan mengurangi resiko diabetes
tipe-2 karena dengan berpuasa pengontrolan gula darah akan lebih baik.
Bagi penderita penyakit tertentu seperti hipertensi, jantung, diabetes,
dan penyakit degeneratif lainnya, puasa dapat dijalankan dengan terlebih
dahulu berkonsultasi dengan dokter.
Berpuasa bagi ibu hamil dan menyusui
tidak diwajibkan sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 184
yaitu bagi orang-orang yang berat menjalankan puasa karena suatu hal
seperti hamil, menyusui ataupun sakit, dapat mengganti puasanya dengan
membayar fidyah. Diperbolehkan bagi ibu hamil dan menyusui untuk
berpuasa dengan anjuran, bagi ibu hamil sebaiknya setelah 3 bulan atau
trimester pertama, karena kondisi ibu hamil saat trimester pertama
sering mengalami rasa mual dan muntah terutama pada saat pagi hari yang
disebut morning sickness dikhawatirkan jika tetap berpuasa
lambung akan kosong dan rasa mual akan lebih parah. Bagi Ibu hamil yang
berpuasa harus menjaga gizi yang seimbang dan mengingat pentingnya
asupan nutrisi bagi janin yang dikandungnya. Jika sudah mendekati hari
perkiraan lahir (HPL) sebaiknya puasa dihentikan agar energi untuk
persiapan melahirkan dapat terpenuhi. Berpuasa bagi ibu yang menyusui,
sebaiknya melaksanakan puasa setelah masa air susu ibu (ASI) eksklusif
yang selama 6 bulan sudah berhasil dilakukan sehingga tidak berpengaruh
terhadap asupan nutrisi bayi.
Manfaat puasa akan lebih
optimal bagi kesehatan, jika kita melakukan puasa dengan benar, yaitu;
tidak melupakan sahur, memperbanyak minum air 8 sampai 10 gelas setiap
hari yang dapat kita lakukan mulai buka puasa sampai sahur. Berbuka
puasa dengan minuman manis, buah kurma. Makan sahur dengan menu yang
mengandung unsur buah-buahan dan sayur-sayuran agar tubuh tetap bugar
saat seharian berpuasa dan mengandung lemak sebagai cadangan energi.
Hindari minum kopi saat sahur karena dapat mempercepat rasa lapar dan
meningkatkan kadar asam lambung, sehingga perut menjadi kembung dan
mual. Berolah raga saat berpuasa dapat dilakukan agar tubuh tetap sehat,
pilihlah olah raga yang ringan agar tidak menguras energi berlebihan
seperti jalan-jalan pagi. Selain kesehatan jasmani, puasa juga
meningkatkan kesehatan rohani, karena membiasakan kita untuk berfikir
positif, menjaga ucapan, sikap dan perilaku yang tercela.
Semoga hikmah puasa dapat kita peroleh
yaitu; lebih meningkatkan amal dan ibadah kita kepada Allah SWT. Pola
hidup yang berkualitas, baik dari segi kesehatan jasmani yang merupakan
investasi kesehatan yang sangat penting, kesehatan rohani yang akan
membuat hidup lebih berarti dan bahagia. Kesehatan jasmani dan rohani
akan berdampak pada etos kerja, sehingga kita lebih menikmati pekerjaan,
meningkatkan inovasi, kreativitas dan hasil kerja yang bermanfaat
untuk masyarakat, lingkungan dan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar